TAUFIK CS VS PASUKAN HANTU
Judul: Taufik CS VS Pasukan Hantu
Penulis: Surya Sulfiana Azis
Malam itu Taufik beserta kawan2nya sedang asyik bernyanyi dan memainkan gitar. Yah itulah kegiatan mereka sehari2. Begitu kental citra persahabatan yang terjalin di antara mereka semua. Hampir setiap hari mereka bersama. Apalagi sekarang adalah bulan Ramadhan dan sedang hangat2nya piala dunia. Karena sedang libur, kesempatan indah itu nggak mereka sia2in begitu saja, kini dunia mereka telah terbalik siang di jadiin malam sedangkan malamnya di jadiin siang. Gimana nggak? Kalo malamnya di habisin buat nongkrong dan ngebangunin orang makan sahur, terus nonton piala dunia. Nah tidurnya pas siang doang.
Ke enam sahabat2 Taufik ini punya ciri khas masing2. Kalo si Isran jago banget main guitarnya. Kalo Kiki hobinya ngejailin orang, nah si Wawan nih yang paling parno, beda lagi dengan Akmal taunya cuman ceramahin orang, kalo Oril kerjanya ngegame melulu, Nah si Rahmat nih yang paling gila udah kaya setrikaan mondar mandir dijalanan hahaha 😁, lucu kan?. Disitulah letak keunikan mereka.
Seperti malam2 biasanya, Taufik beserta kawan2nya sedang asyik bernyanyi.
"Sahabatku pergi meninggalkanku..
Terbang tinggi keawan lupa daratan..
Ku menatapnya sambil makan kacang..
Kulit kacang kusimpan..
Isinya kubuang.."
Begitulah kira2 lirik lagu yang mereka nyanyikan.
Malam semakin larut, angin yang sebelumnya berhembus biasa2 saja kini berubah menjadi kencang, hingga menusuk tulang2 mereka.
"Weh sarrina anginga, lakammami angin puting beliung." Ucap Kiki.
"Iyo weh, adakah selimut bernyawa? Ucap Rahmat dengan bahasa alaynya.
Keasyikan bercanda, entah dari mana tiba2 muncul sosok Kuntilanak dihadapan mereka.
"Hihihi" Pekik Kuntilank itu.
"Yek siapa kicari, apa erotta?" Tanya Taufik penuh ketakutan.
"Aku ini seorang putri, berwajah cantik seperti bidadari, aku ini seorang putri, pakai mahkota seperti putri raja.." Kuntilanak itu bernyanyi sambil menari dan berputar2, seakan2 sedang berada di atas panggung dan yang jadi penontonya adalah Taufik CS. "Ndak kencangji itu? Di tanyaki malah menyanyiji, kek tong bagus suarana, sok2 jadi putri lagi baru mukana kek nenek lampir." Bisik Isran ke Akmal.
"Terus ada urusan apa pang Ikam handak kemari, gangguin orang lagi konser aja.!" Ucap Kiki dengan logat Samarindanya.
"OMG Hellow..! Gua? Justru Lu pada keles yang gangguin Inces Kunti." Jawab Kuntilanak itu dengan bahasa alaynya.
"Ih, geernu, jammoko logat Jenepontoji eh, jallataja gangguiko, gilanu." Timpal Akmal.
"Pokoknya lu harus ganti gaun pengantin gue, gara2 lu gaun pengantin gue jadi basah dan bau kaya gini, padahal hari ini adalah hari pernikahan gue bareng Michael Jackson, dan gara2 lu gue nggak jadi nikah sama dia.!" Cetus Kuntilanak itu sembari menunjuk2 Wawan.
"Ngapa na saya kodong, apa salah dan dosaku Kunti, sehingga kau menuduhku yang tidak2" Wawan membela diri dengan puisi andalanya.
"Iyalah kan lu yang kencingin rumah gue, padahal gue lagi dandan tau, dan sebagai gantinya lu harus nikah sama gue hihihi." Itulah kata2 terakhir Kuntilanak itu sebelum dia pergi.
"Hore, toa misse anak mudayya, adakah makang?" Sorak semua teman2nya.
"Ndak jelasnu." Ucap Wawan sinis.
Keesokan harinya mereka menceritakan kejadian semalam yang mereka alami kepada Pak Mile kebetulan dia adalah Imam di Masjid di tempat mereka.
"Jadi begini nak, sebaiknya kalian pergi ke pesantren untuk menuntul ilmu buat memusnahkan Kuntilanak itu, karena bisa saja kalian celaka gara2 dia." Ucap Pak Mile.
"Baik pak hari ini juga saya dan teman2 akan berangkat ke pesantren itu." Ucap Taufik mewakili teman2nya.
"Ambillah ini nak buat jaga2, bawalah ayat kursi ini jika kalian di ganggu maka bacakanlah".
"Emang bisako baca tulisan Arab?" Ucap Oril
""Ndak, lulus Iqra aja ndak."
"Jadi bemanami?" Tanya Oril
"Ndak taumi" Jawab mereka serempak.
Seperti tau apa yang mereka perbincangkan, Pak Mile pun mengambil kertas dan pulpen lalu menuliskan ayat kursi tersebut dalam tulisan latin bahasa indonesia. Setelah mengambil kertas tersebut, mereka bertujuh kembali kerumah masing2 untuk menyiapkan barang2 yang akan dibawa nanti pada saat di perjalanan. 2 jam pun berlalu mereka semua sudah berkumpul di tempat yang sudah mereka rencanakan. Berkat do'a dan restu dari kedua orang tua mereka, berangkatlah mereka menuju pesantren dengan berjalan kaki karena mereka harus memaiki gunung dan memasuki hutan, layaknya segerombolan musafir.
"Weh, tojeng2ko anne, la'dakkaki?" Tanya Rahmat ragu2.
"Nassami, masa naik lepa2ki., ndak mungkinna." Jawab Isran.
"Jari Handoko iya?"
"Seng motor mami kau, ayomi eh ndak sampai2ki kalo cerita terus jaki." Ucap Akmal sok cool.
Merekapun melanjutkan perjalanan kembali, di perjalanan mereka bertemu Incess Kunti,
"Hay Bang Wawan" Sapa Kuntilanak itu sembari mengedip2kan mata.
"Ku..Ku.." Ucap Wawan terbata2
"Weh kenapako cika'? Sikuyuangko kah Ku.. Ku.. Tojek" Ucap Rahmat
"Kuntilanaaaakkkk" Ucap Wawan kembali yang sudah lari duluan lalu disusul Rahmat, keduanya nampak seperti sepasang pelari maraton, saling tarik menarik satu sama lain hingga menanabrak pohon lalu finis di sungai. Akmal dan Kiki lalu menolong kedua temannya yang naas itu, sedangkan Taufik, Isran dan Oril berusaha melenyapkan Kuntilanak itu.
"Cincing Banca, Banca nako banca tannang bajiki pajanu nammalo pa'nikia pundare2" Mulut Isran Komat kamit.
"Weh setres ayat kursi baca, ngapa nanu kelong." Taufik memukul kepala Isran sontak membuat Incess Kuntilanak tertawa.
"Astuget kulupai, mana pale eh" Ucap Isran.
Ayat kursipun dibaca, tak lama Incess Kuntipun menghilang.
Perjalananpun kembali di lanjutkan, tak terasa sudah seminggu mereka berjalan. Akhirnya dengan izin Allah merekapun sampai.
"Weh cika', sampai maki" Ucap Taufik.
"Deh pasti banyak sepsi2 na didalam." Wawan ikut nimbrung
"Weh di Barji bnyak sepsi2, disini bidadariji banyak" Komentar Akmal.
Merekapun masuk kedalam pesantren,dua orang gadis menghampirii mereka.
"Assalamualaikum, ada yang bisa saya bantukanki?"
Ucap Fina.
"Walaikumsalam, oh iye bisaki antarka ke ruangannya pak Arsadi Haruna?" Ucap Taufik
"Oh iye, kita ikutima saja.
Fina dan Nada lalu mengantarkan mereka keruangan Pak Arsadi.
"Yek ini ruanganya, masuk maki, pergima yek, kajianka."
Ucap Fina
"Ohiye makasih" Timpal Taufik.
"Assalamualaikum" Nada memberi salam
"Walaikumsalam"Ucap Taufik CS Serempak.
Merekapun masuk dan menceritakan maksud kedatangan mereka, Ustad Arsadipun menerima mereka Taufik CS, dengan di temani oleh Ustad Ilyas mereka diajak untuk menuju asramanya. Banyak mata yang memperhatikan Taufik CS, "Weh ganteng sekalia mungkin di' banyakna liatika, baru paki masuk banyakmi fansku" Bisik Wawan ke telinga Akmal.
"Ideh, soknu Jalangkote, saya itu naliati." Balas Akmal.
"Weh gegerenu" Isran membentak.
Tibalah mereka diasrama Putra.
"Yek ini tempatta, semoga betah jaki di asrama ini serta cepak akrab dengan santri disini." Ucap Ustad Ilyas.
"Oh iye makasih banyak Ustads, maaf sudah merepotkan" Timpal Taufik.
"Oh tidak apa2 itu memang tugas saya di pesantren ini, kalo begitu saya tinggal dulu, Assalamualaikum"
"Walaikumsalam"
Haripun berganti hari, sudah banyak ilmu yang mereka dapat dari Ustadzah Innah, Ustad Khaedir dan Ustad Khairul.
Siang itu Taufik Cs beserta, Fina, Nada, dan Nunu sedang asyik belajar di bawah pohon beringin yang tumbuh di pekarangan pesantren, sedang asyik2nya mereka belajar tiba2 angin berhembus kencang anehnya lagi hanya mereka yang merasakan angin tersebut. Saking paniknya mereka semua tak menyadari kalo sekarang tubuh Nunu sedang di kendalikan oleh sosok Kuntilanak.
"Help..Help..Lontong gue" Pekik Rahmat, sontak semua mata beralih pandang kearah Rahmat dan Nunu.
"Astagfirullah Aladhim" Ucap Nada kaget.
"Waduuhh kenapa nah bisa begitu?" Tanya Akmal
"Meneketehe" Jawab Kiki.
"Weh Lontongka weh, moka nu liat mati?" Teriak Rahmat.
"Sorry brother" Ucap Isran.
Taufik dan Wawan lalu membantu Rahmat melepaskan tangan Nunu yang sedang mencekik leher Rahmat, sedangkan Nada dan Fina mencari Pak Arsadi. Dengan semangat 45 dan dukungan dari Kiki, Isran, Oril dan Akmal
"Semangat Berow, gue dukung lu, gue bakal jadi team sukses lu" Ucap Oril penuh semangat.
"Semangka..Semangka..Semangat Kakak" Kiki ikut2an.
"Weh stresnu semua kasih semangat, kaya begini yang benar, Wow kakak, kakak semangat yah.." Isran ikutan gila.
"Apa ineh kek semua orang gila" Akmal angkat bicara.
Akhirnya Rahmatpun selamat dari cekikan Nunu, nunu lalu di boyong ke Asrama Putri, dengan bantuan Ustadzah Innah akhirnya Nunu tersadar juga, tapi Incess Kunti itu akan terus mengganggu Taufik CS kalo Wawan belum juga menikahinya.
"Tapi heranka, kenapa Nunu yang kesurupan" Tanya Rahmat sambil mengelus2 lehernya yang di cekik tadi.
"Kan Nunu suka sama Wawan, uppps kecoplosanka, maaf Nunu" Ucap Nada sambil menutup mulutnya.
"Ciee..cieee" Ucap santri lainya.
"Apaan sih." Ujar Nunu salting.
"Sudah, sudah sebaiknya kalin pergi ke gunung Silanu yang berada di bagian utara desa ini, disana ada petapa sakti, temuilah beliau mintalah bantuanya."Pak Arsadi menengahi pembicaraan mereka.
"Baiklah Pak, hari ini juga saya dan kawan2 akan menemui Petapa itu." Seru Taufik sembari bangkit dari tempat duduknya lalu pergi meninggalkan pesantren bersama kawan2nya.
Karena jarak pesantren dengan gunung tersebut tidaklah jauh, maka dalam waktu 2 jam merekapun sampai di tempat yang mereka tuju. Dibawa gunung tersebut ada satu rumah yang berdiri. Taufik Cs yakin kalau itulah rumah petapa yang di carinya.
"Assalamualaikum" Akmal mengetok2 pintu.
"Walaikumsalam, ayo silahkan masuk." Ajak Petapa itu.
"Ie pak terima kasih banyak." Taufik Cs masuk kedalam rumah dan hendak menceritakan maksud kedatangan mereka.
"Begini pak, kami kesini karena..." Kata2 Taufik terputus karena di potong oleh petapa yang bernama Kiayi Ishak.
"Saya sudah tau maksud kedatangan kalian, tunggu sebentar saya kedalam dulu." Petapa itu lalu meninggalkan Taufik Cs.
"Bededeh, sakitna injo bapak td di'?" Canda Akmal.
"Sakit..sakit, sakti stress" Protes Oril
"EGP, Evhy Masamaba." Timpal Akmal.
"Deh boya masalah anne eh, sibakji deh Akmal" Ajak Oril.
"Umbemi"
"Weh sudahmi, gegerenu semua tokke." Isran ngomel2.
"Issengi injo" Wawan ikut ngomong.
Tak lama kemudian petapa itu keluar dengan membawa peti kecil yang berisi Tasbih, sejadah, kopiah, Al Qur'an, dan secarik kertas kecil.
"Bawa ini pulang, Insya Allah bisa membantu kalian" Ucap petapa itu memberikan peti kecil tadi.
"Bemana cara pakainya ini pak? Tanya Taufik.
"Tasbih, lemparkan ke Kuntilanak yang mengganggumu dia akan berubah menjadi garam, Sejadah, letakkan saja di tanah dia akan berubah menjadi naga, Kopiah Pakailah di kepalamu dia akan menjadi sayap dan Al Qur'an dia akan menjadi cambuk." Petapa menjelaskan.
"Deh kek di sinetron2 bisa berubah, ndak sabarkumi mo liat." Bisik Wawan.
"Husst" Isran memberi isyarat untuk diam.
"Lalu kertas ini?" Tanya Taufik.
"Buka dan bacalah saat semua tidak mempan" Jawap Petapa itu.
"Baiklah Pak kalo begitu kami pamit" Taufik Cs berpamitan dan segera kembali ke pesantren.
2 Jam berlalu, Taufik Cs telah sampai di pesantren. Tepat pukul 00:00 angin kembali berhembus kencang, tapi kali ini sangat kencang. Tiba2 saja semu spesies Makhluk halus memenuhi pekarangan pesantren Pak Arsadi, Ustad Ilyas, Ustad Khairul dan Ustad Khaidir beserta Taufik Cs keluar ke pekarangan.
Taufik lalu mengeluarkan peti kecil yang di berikan petapa tadi, dan seketika semuanya berubah, nggak kebayang kan kek di sinetron2 gitu 😁. Bukanya menghilang, mereka malah tambah banyak, Taufik Cs kebingungan, di sela2 itu Wawan menemukan solusinya, dia mengingatkan kepada Taufik kalo masih ada kertas yang di berikan petapa tadi.
Taufik lalu memberikan kertas itu kepada Wawan, dan Wawan pun membacanya.
"Allahumma Bariklana Fimarasattana Wakina Asabannar" Satu persatu spesies hantu hilang.
Semua beradu pandang tak menyangka kalo hantu takut dengan do'a makan.
"Oh ternyata hantu takut do'a makan, mungkin pikirannya dia ingin di makan" Gumam Wawan dalam hati.
Tapi masi ada satu setan lagi yang belum pergi,
"Ih kenapa masi ada satu." Tanya Kiki
"Ndak tau tanya tommi" Jawab Akmal
Tiba2 muncul satu setan lagi tapi sambil membawa Toak.
"Yah kok ada lagi?" Tanya Oril
"Coba lu baca lagi Wan" Perintah Taufik.
"Ok" Ucap Wawan
Baru saja Wawan mau membaca setan yang baru datang ngomong.
"Jangan, maaf teman saya ini tuli makanya dia nggak pergi, jadi saya datang lagi bawa Toak buat bilangin mau pulang apa ngga" Ucap Setan itu.
"Oh gitu" Isran ikut ngomong.
"Woii mo pulangko tidak? Mauko namakan orang2 ini?" Seru setan2 itu sambil teriak2 ditelinga setan yang tuli tadi.
"Apah? Oh no jangan sampai, ndak adami itu saingannya Madona kalau dimakanka" Ucap Setan Tuli.
Mereka pun lenyap seketika.
"Alahamdulillah" Ucap Pak Arsadi bersyukur.
"Horee kita berhasil, berhasil.. Berhasil horee!! Ucap Taufik Cs Kompak sambil bernyanyi ala Dora.
Pesan: Kalau mau makan baca do'a dulu 😁✌
Penulis: Surya Sulfiana Azis
Malam itu Taufik beserta kawan2nya sedang asyik bernyanyi dan memainkan gitar. Yah itulah kegiatan mereka sehari2. Begitu kental citra persahabatan yang terjalin di antara mereka semua. Hampir setiap hari mereka bersama. Apalagi sekarang adalah bulan Ramadhan dan sedang hangat2nya piala dunia. Karena sedang libur, kesempatan indah itu nggak mereka sia2in begitu saja, kini dunia mereka telah terbalik siang di jadiin malam sedangkan malamnya di jadiin siang. Gimana nggak? Kalo malamnya di habisin buat nongkrong dan ngebangunin orang makan sahur, terus nonton piala dunia. Nah tidurnya pas siang doang.
Ke enam sahabat2 Taufik ini punya ciri khas masing2. Kalo si Isran jago banget main guitarnya. Kalo Kiki hobinya ngejailin orang, nah si Wawan nih yang paling parno, beda lagi dengan Akmal taunya cuman ceramahin orang, kalo Oril kerjanya ngegame melulu, Nah si Rahmat nih yang paling gila udah kaya setrikaan mondar mandir dijalanan hahaha 😁, lucu kan?. Disitulah letak keunikan mereka.
Seperti malam2 biasanya, Taufik beserta kawan2nya sedang asyik bernyanyi.
"Sahabatku pergi meninggalkanku..
Terbang tinggi keawan lupa daratan..
Ku menatapnya sambil makan kacang..
Kulit kacang kusimpan..
Isinya kubuang.."
Begitulah kira2 lirik lagu yang mereka nyanyikan.
Malam semakin larut, angin yang sebelumnya berhembus biasa2 saja kini berubah menjadi kencang, hingga menusuk tulang2 mereka.
"Weh sarrina anginga, lakammami angin puting beliung." Ucap Kiki.
"Iyo weh, adakah selimut bernyawa? Ucap Rahmat dengan bahasa alaynya.
Keasyikan bercanda, entah dari mana tiba2 muncul sosok Kuntilanak dihadapan mereka.
"Hihihi" Pekik Kuntilank itu.
"Yek siapa kicari, apa erotta?" Tanya Taufik penuh ketakutan.
"Aku ini seorang putri, berwajah cantik seperti bidadari, aku ini seorang putri, pakai mahkota seperti putri raja.." Kuntilanak itu bernyanyi sambil menari dan berputar2, seakan2 sedang berada di atas panggung dan yang jadi penontonya adalah Taufik CS. "Ndak kencangji itu? Di tanyaki malah menyanyiji, kek tong bagus suarana, sok2 jadi putri lagi baru mukana kek nenek lampir." Bisik Isran ke Akmal.
"Terus ada urusan apa pang Ikam handak kemari, gangguin orang lagi konser aja.!" Ucap Kiki dengan logat Samarindanya.
"OMG Hellow..! Gua? Justru Lu pada keles yang gangguin Inces Kunti." Jawab Kuntilanak itu dengan bahasa alaynya.
"Ih, geernu, jammoko logat Jenepontoji eh, jallataja gangguiko, gilanu." Timpal Akmal.
"Pokoknya lu harus ganti gaun pengantin gue, gara2 lu gaun pengantin gue jadi basah dan bau kaya gini, padahal hari ini adalah hari pernikahan gue bareng Michael Jackson, dan gara2 lu gue nggak jadi nikah sama dia.!" Cetus Kuntilanak itu sembari menunjuk2 Wawan.
"Ngapa na saya kodong, apa salah dan dosaku Kunti, sehingga kau menuduhku yang tidak2" Wawan membela diri dengan puisi andalanya.
"Iyalah kan lu yang kencingin rumah gue, padahal gue lagi dandan tau, dan sebagai gantinya lu harus nikah sama gue hihihi." Itulah kata2 terakhir Kuntilanak itu sebelum dia pergi.
"Hore, toa misse anak mudayya, adakah makang?" Sorak semua teman2nya.
"Ndak jelasnu." Ucap Wawan sinis.
Keesokan harinya mereka menceritakan kejadian semalam yang mereka alami kepada Pak Mile kebetulan dia adalah Imam di Masjid di tempat mereka.
"Jadi begini nak, sebaiknya kalian pergi ke pesantren untuk menuntul ilmu buat memusnahkan Kuntilanak itu, karena bisa saja kalian celaka gara2 dia." Ucap Pak Mile.
"Baik pak hari ini juga saya dan teman2 akan berangkat ke pesantren itu." Ucap Taufik mewakili teman2nya.
"Ambillah ini nak buat jaga2, bawalah ayat kursi ini jika kalian di ganggu maka bacakanlah".
"Emang bisako baca tulisan Arab?" Ucap Oril
""Ndak, lulus Iqra aja ndak."
"Jadi bemanami?" Tanya Oril
"Ndak taumi" Jawab mereka serempak.
Seperti tau apa yang mereka perbincangkan, Pak Mile pun mengambil kertas dan pulpen lalu menuliskan ayat kursi tersebut dalam tulisan latin bahasa indonesia. Setelah mengambil kertas tersebut, mereka bertujuh kembali kerumah masing2 untuk menyiapkan barang2 yang akan dibawa nanti pada saat di perjalanan. 2 jam pun berlalu mereka semua sudah berkumpul di tempat yang sudah mereka rencanakan. Berkat do'a dan restu dari kedua orang tua mereka, berangkatlah mereka menuju pesantren dengan berjalan kaki karena mereka harus memaiki gunung dan memasuki hutan, layaknya segerombolan musafir.
"Weh, tojeng2ko anne, la'dakkaki?" Tanya Rahmat ragu2.
"Nassami, masa naik lepa2ki., ndak mungkinna." Jawab Isran.
"Jari Handoko iya?"
"Seng motor mami kau, ayomi eh ndak sampai2ki kalo cerita terus jaki." Ucap Akmal sok cool.
Merekapun melanjutkan perjalanan kembali, di perjalanan mereka bertemu Incess Kunti,
"Hay Bang Wawan" Sapa Kuntilanak itu sembari mengedip2kan mata.
"Ku..Ku.." Ucap Wawan terbata2
"Weh kenapako cika'? Sikuyuangko kah Ku.. Ku.. Tojek" Ucap Rahmat
"Kuntilanaaaakkkk" Ucap Wawan kembali yang sudah lari duluan lalu disusul Rahmat, keduanya nampak seperti sepasang pelari maraton, saling tarik menarik satu sama lain hingga menanabrak pohon lalu finis di sungai. Akmal dan Kiki lalu menolong kedua temannya yang naas itu, sedangkan Taufik, Isran dan Oril berusaha melenyapkan Kuntilanak itu.
"Cincing Banca, Banca nako banca tannang bajiki pajanu nammalo pa'nikia pundare2" Mulut Isran Komat kamit.
"Weh setres ayat kursi baca, ngapa nanu kelong." Taufik memukul kepala Isran sontak membuat Incess Kuntilanak tertawa.
"Astuget kulupai, mana pale eh" Ucap Isran.
Ayat kursipun dibaca, tak lama Incess Kuntipun menghilang.
Perjalananpun kembali di lanjutkan, tak terasa sudah seminggu mereka berjalan. Akhirnya dengan izin Allah merekapun sampai.
"Weh cika', sampai maki" Ucap Taufik.
"Deh pasti banyak sepsi2 na didalam." Wawan ikut nimbrung
"Weh di Barji bnyak sepsi2, disini bidadariji banyak" Komentar Akmal.
Merekapun masuk kedalam pesantren,dua orang gadis menghampirii mereka.
"Assalamualaikum, ada yang bisa saya bantukanki?"
Ucap Fina.
"Walaikumsalam, oh iye bisaki antarka ke ruangannya pak Arsadi Haruna?" Ucap Taufik
"Oh iye, kita ikutima saja.
Fina dan Nada lalu mengantarkan mereka keruangan Pak Arsadi.
"Yek ini ruanganya, masuk maki, pergima yek, kajianka."
Ucap Fina
"Ohiye makasih" Timpal Taufik.
"Assalamualaikum" Nada memberi salam
"Walaikumsalam"Ucap Taufik CS Serempak.
Merekapun masuk dan menceritakan maksud kedatangan mereka, Ustad Arsadipun menerima mereka Taufik CS, dengan di temani oleh Ustad Ilyas mereka diajak untuk menuju asramanya. Banyak mata yang memperhatikan Taufik CS, "Weh ganteng sekalia mungkin di' banyakna liatika, baru paki masuk banyakmi fansku" Bisik Wawan ke telinga Akmal.
"Ideh, soknu Jalangkote, saya itu naliati." Balas Akmal.
"Weh gegerenu" Isran membentak.
Tibalah mereka diasrama Putra.
"Yek ini tempatta, semoga betah jaki di asrama ini serta cepak akrab dengan santri disini." Ucap Ustad Ilyas.
"Oh iye makasih banyak Ustads, maaf sudah merepotkan" Timpal Taufik.
"Oh tidak apa2 itu memang tugas saya di pesantren ini, kalo begitu saya tinggal dulu, Assalamualaikum"
"Walaikumsalam"
Haripun berganti hari, sudah banyak ilmu yang mereka dapat dari Ustadzah Innah, Ustad Khaedir dan Ustad Khairul.
Siang itu Taufik Cs beserta, Fina, Nada, dan Nunu sedang asyik belajar di bawah pohon beringin yang tumbuh di pekarangan pesantren, sedang asyik2nya mereka belajar tiba2 angin berhembus kencang anehnya lagi hanya mereka yang merasakan angin tersebut. Saking paniknya mereka semua tak menyadari kalo sekarang tubuh Nunu sedang di kendalikan oleh sosok Kuntilanak.
"Help..Help..Lontong gue" Pekik Rahmat, sontak semua mata beralih pandang kearah Rahmat dan Nunu.
"Astagfirullah Aladhim" Ucap Nada kaget.
"Waduuhh kenapa nah bisa begitu?" Tanya Akmal
"Meneketehe" Jawab Kiki.
"Weh Lontongka weh, moka nu liat mati?" Teriak Rahmat.
"Sorry brother" Ucap Isran.
Taufik dan Wawan lalu membantu Rahmat melepaskan tangan Nunu yang sedang mencekik leher Rahmat, sedangkan Nada dan Fina mencari Pak Arsadi. Dengan semangat 45 dan dukungan dari Kiki, Isran, Oril dan Akmal
"Semangat Berow, gue dukung lu, gue bakal jadi team sukses lu" Ucap Oril penuh semangat.
"Semangka..Semangka..Semangat Kakak" Kiki ikut2an.
"Weh stresnu semua kasih semangat, kaya begini yang benar, Wow kakak, kakak semangat yah.." Isran ikutan gila.
"Apa ineh kek semua orang gila" Akmal angkat bicara.
Akhirnya Rahmatpun selamat dari cekikan Nunu, nunu lalu di boyong ke Asrama Putri, dengan bantuan Ustadzah Innah akhirnya Nunu tersadar juga, tapi Incess Kunti itu akan terus mengganggu Taufik CS kalo Wawan belum juga menikahinya.
"Tapi heranka, kenapa Nunu yang kesurupan" Tanya Rahmat sambil mengelus2 lehernya yang di cekik tadi.
"Kan Nunu suka sama Wawan, uppps kecoplosanka, maaf Nunu" Ucap Nada sambil menutup mulutnya.
"Ciee..cieee" Ucap santri lainya.
"Apaan sih." Ujar Nunu salting.
"Sudah, sudah sebaiknya kalin pergi ke gunung Silanu yang berada di bagian utara desa ini, disana ada petapa sakti, temuilah beliau mintalah bantuanya."Pak Arsadi menengahi pembicaraan mereka.
"Baiklah Pak, hari ini juga saya dan kawan2 akan menemui Petapa itu." Seru Taufik sembari bangkit dari tempat duduknya lalu pergi meninggalkan pesantren bersama kawan2nya.
Karena jarak pesantren dengan gunung tersebut tidaklah jauh, maka dalam waktu 2 jam merekapun sampai di tempat yang mereka tuju. Dibawa gunung tersebut ada satu rumah yang berdiri. Taufik Cs yakin kalau itulah rumah petapa yang di carinya.
"Assalamualaikum" Akmal mengetok2 pintu.
"Walaikumsalam, ayo silahkan masuk." Ajak Petapa itu.
"Ie pak terima kasih banyak." Taufik Cs masuk kedalam rumah dan hendak menceritakan maksud kedatangan mereka.
"Begini pak, kami kesini karena..." Kata2 Taufik terputus karena di potong oleh petapa yang bernama Kiayi Ishak.
"Saya sudah tau maksud kedatangan kalian, tunggu sebentar saya kedalam dulu." Petapa itu lalu meninggalkan Taufik Cs.
"Bededeh, sakitna injo bapak td di'?" Canda Akmal.
"Sakit..sakit, sakti stress" Protes Oril
"EGP, Evhy Masamaba." Timpal Akmal.
"Deh boya masalah anne eh, sibakji deh Akmal" Ajak Oril.
"Umbemi"
"Weh sudahmi, gegerenu semua tokke." Isran ngomel2.
"Issengi injo" Wawan ikut ngomong.
Tak lama kemudian petapa itu keluar dengan membawa peti kecil yang berisi Tasbih, sejadah, kopiah, Al Qur'an, dan secarik kertas kecil.
"Bawa ini pulang, Insya Allah bisa membantu kalian" Ucap petapa itu memberikan peti kecil tadi.
"Bemana cara pakainya ini pak? Tanya Taufik.
"Tasbih, lemparkan ke Kuntilanak yang mengganggumu dia akan berubah menjadi garam, Sejadah, letakkan saja di tanah dia akan berubah menjadi naga, Kopiah Pakailah di kepalamu dia akan menjadi sayap dan Al Qur'an dia akan menjadi cambuk." Petapa menjelaskan.
"Deh kek di sinetron2 bisa berubah, ndak sabarkumi mo liat." Bisik Wawan.
"Husst" Isran memberi isyarat untuk diam.
"Lalu kertas ini?" Tanya Taufik.
"Buka dan bacalah saat semua tidak mempan" Jawap Petapa itu.
"Baiklah Pak kalo begitu kami pamit" Taufik Cs berpamitan dan segera kembali ke pesantren.
2 Jam berlalu, Taufik Cs telah sampai di pesantren. Tepat pukul 00:00 angin kembali berhembus kencang, tapi kali ini sangat kencang. Tiba2 saja semu spesies Makhluk halus memenuhi pekarangan pesantren Pak Arsadi, Ustad Ilyas, Ustad Khairul dan Ustad Khaidir beserta Taufik Cs keluar ke pekarangan.
Taufik lalu mengeluarkan peti kecil yang di berikan petapa tadi, dan seketika semuanya berubah, nggak kebayang kan kek di sinetron2 gitu 😁. Bukanya menghilang, mereka malah tambah banyak, Taufik Cs kebingungan, di sela2 itu Wawan menemukan solusinya, dia mengingatkan kepada Taufik kalo masih ada kertas yang di berikan petapa tadi.
Taufik lalu memberikan kertas itu kepada Wawan, dan Wawan pun membacanya.
"Allahumma Bariklana Fimarasattana Wakina Asabannar" Satu persatu spesies hantu hilang.
Semua beradu pandang tak menyangka kalo hantu takut dengan do'a makan.
"Oh ternyata hantu takut do'a makan, mungkin pikirannya dia ingin di makan" Gumam Wawan dalam hati.
Tapi masi ada satu setan lagi yang belum pergi,
"Ih kenapa masi ada satu." Tanya Kiki
"Ndak tau tanya tommi" Jawab Akmal
Tiba2 muncul satu setan lagi tapi sambil membawa Toak.
"Yah kok ada lagi?" Tanya Oril
"Coba lu baca lagi Wan" Perintah Taufik.
"Ok" Ucap Wawan
Baru saja Wawan mau membaca setan yang baru datang ngomong.
"Jangan, maaf teman saya ini tuli makanya dia nggak pergi, jadi saya datang lagi bawa Toak buat bilangin mau pulang apa ngga" Ucap Setan itu.
"Oh gitu" Isran ikut ngomong.
"Woii mo pulangko tidak? Mauko namakan orang2 ini?" Seru setan2 itu sambil teriak2 ditelinga setan yang tuli tadi.
"Apah? Oh no jangan sampai, ndak adami itu saingannya Madona kalau dimakanka" Ucap Setan Tuli.
Mereka pun lenyap seketika.
"Alahamdulillah" Ucap Pak Arsadi bersyukur.
"Horee kita berhasil, berhasil.. Berhasil horee!! Ucap Taufik Cs Kompak sambil bernyanyi ala Dora.
Pesan: Kalau mau makan baca do'a dulu 😁✌
Komentar
Posting Komentar